Tobat
Tobat juga merupakan salah satu pendorong kecintaan Allah
SWT. Bahkan, dalam dunia tasawuf, tobat merupakan stasiun pertama dalam upaya
mendekati Allah. Di dalam Al-Qur’an, Allah mneyebutkan bahwa salah satu ciri
wanita yang shaleha adalah yang bertobat.
Para Ulama berkata, “ mengerjakan tobat itu hukumnya wajib
dari segala macam dosa. Jika kemaksiatan itu terjadi antara seorang hamba dan
Allah Ta’ala saja, yakni tidak ada hubungannya dengan hak seorang manusia lain,
untuk bertobat itu harus menetapi tiga macam syarat, yaitu: pertama, hendaklah
menghentikan semua kemaksiatan yang dilakukan. Kedua, supaya merasa menyesal
karena telah melakukan kemaksiatan tadi. Ketiga, supaya berniat tidak akan
kembali mengulangi perbuatan maksiat itu untuk selama-lamanya. Jika salah satu
dari tiga syarat itu tersebut ada yang ketinggalan, tidak sahlah tobatnya.”
Apabila kemaksiatan
itu ada hubungannya dengan sesama manusia, syarat nya itu ada empat macam,
yaitu tiga syarat seperti yang sudah dijelaskan diatas dan keempat-nya ialah
supaya melepaskan tanggungan itu dari hak kawannya. Jika tanggungan itu berupa
harta atau semisal dengan yang itu, wajiblah mengembalikan kepada yang berhak
tadi, jika berupa dakwaan zina atau yang semisal dengan itu hendaklah mencabut
dakwaan tadi dari orang yang didakwakan atau meminta saja pengampunan dari
kawannya; dan jikalau merupakan pengumpatan, hendaklah meminta penghalalan,
yakni pemanfaatan dari umpatannya itu kepada orang yang diumpatnya.
Seseorang wajib
bertobat dari segala macam dosa, tapi jika seseorang itu bertobat dari sebagian
dosanya, tobatnya itu pun sah dari dosa yang dimaksudkan itu. Demikian pendapat
para alim ulama yang termasuk golongan ahl al-haq, tapi dosa-dosa yang lainnya
masih tetap ada dan tertinggal, yakni belum lagi ditobati.
Dari Abu Hamzah
yaitu Anas ibn Malik Al-Anshari r.a. pelayan Rasulullah Saw., katanya
:Rasulullah bersabda, “ Allah it lebih gembira dengan tobat hamba-Nya daripada
gembiranya seseorang dari engkau semua yang jatuh diatas untanya dan oleh Allah
ia disesatkan disuatu tanah yang luas.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari Abu
Hamzah Anas ibn Malik)
Dalam riwayat
muslim disebutkan, “ Allah itu lebih gembira dengan tobat hamba-Nya ketika ia
bertobat kepada-Nya daripada gembiranya seseorang dari engkau semua yang berada
diatas kendaraannya dan berada disuatu tanah yang luas, kemudian menyingkirkan
kendaraannya itu darinya, sedangkan disitu ada makanan dan minumannya orang
tadi lalu berputus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon, terus tidur berbaring
dibawah naungannya, sedangkan hatinya sudah berputus asa sama sekali dari
kendaraannya tersebut. Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan demikian, kendaraannya
itu tampak berdiri disisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena sangat
gembiranya, ia berkata, ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah
Tuhan-MU.’ Ia menjadi salah ucap disebabkan sangat gembira.”
Dari Abu Musa
Abdullah ibn Qais Al-Asy’ari r.a., dari Nabi SAW sabdanya, “ sesungguhnya Allah
mengulurkan tangan-Nya pada waktu malam untuk menerima tobatnya orang yang
berbuat kesalahan pada waktu siang dan juga mengulurkan tangan-Nya pada waktu
siang untuk menerima tobatnya seseorang pada waktu malam. Demikian ini terus
menerus sampai terbitnya matahari dari arah barat, karena setelah ini terjadi,
tidak diterimannya lagi tobatnya seseorang.” (HR Muslim).
Dari Abu
Abdurrahman r.a., Nabi SAW.,”sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla menerima tobat
seorang hamba selama ruhnya belum sampai
di kerongkongannya.” (HR Al-Tarmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis
hasan).
Menjaga makanan juga adalah salah satu tanda orang yang
bertobat karena salah satu tanda tobat yang benar adalah menjaga makanan. Dalam
wasiatnya kepada Imam Ali ibn Abi Thalib, Rasulullah bersabda, “Tidak dianggap
tobat yang sesungguhnya sehingga orang membersihkan perutnya dari makanan
haram, untuk kemudian menggantinya dengan hasil pekerjaannya yang benar.”
Sumber :
Rachman Fauzi, M. 2011. Wanita yang Dirindukan Surga.
Bandung: Mizania.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar