Merdeka.com - Malam hari adalah saat yang paling penting untuk
merawat kecantikan wajah. Meskipun di malam hari kulit Anda tidak
terancam efek merusak dari sinar ultra violet, tetapi ternyata saat Anda
tidur, kulit akan beregenerasi. Sel-sel kulit yang mati dan rusak akan
digantikan dengan yang baru. Agar prosesnya bisa berjalan sempurna, Anda
harus memperhatikan beberapa hal berikut. Karena itu simak 6 tips yang
dikutip dari Momtastic berikut.
1.Bersihkan makeup dengan sempurna Agar
pori-pori Anda terbuka dan kulit bisa beristirahat dari bahan kimia
dalam kosmetik, sebelum tidur selalu sempatkan untuk membersihkan
seluruh makeup di wajah. GUnakan kapas dan cleanser agar semua sisa
makeup terangkat sempurna. Setelah itu bilas wajah atau gunakan toner.
Kalaupun seharian ini Anda tidak mengenakan makeup, pastikan untuk tetap
membersihkan wajah, karena aktivitas yang Anda lakukan sejak pagi
menyebabkan kuman dan kotoran menempel di permukaan kulit. Jika tidak
dibersihkan, salah-salah timbul jerawat.
2.Pakai pelembap Saat
tidur pun kulit tetap perlu pelembap. Ketika Anda tidur, pori-pori
kulit terbuka sehingga lebih mudah menyerap nutrisi daripada saat pagi
dan siang hari. Anda bisa menggunakan krim malam yang cocok untuk jenis
kulit Anda. Pilih yang formulanya ringan dan tidak menyebabkan komedo
(non-comedogenic). Lakukan pemijatan lembut saat aplikasi agar sirkulasi
darah lancar.
3.Sediakan waktu untuk peresapan Salah
besar jika Anda langsung tidur setelah mengoleskan krim malam. Begitu
Anda merebahkan kepala di atas bantal, krim akan langsung menempel di
sarung bantal. Luangkan waktu setidaknya 20 menit agar nutrisi dalam
krim sempat diserap kulit wajah.
4.Minum air putih Tidak
hanya dari luar, kelembapan kulit juga perlu dijaga dari dalam. Untuk
itu minumlah segelas air putih sebelum tidur. Air putih dapat membantu
menetralkan garam dan bahan-bahan tak sehat dalam makanan yang Anda
konsumsi, sehingga kulit terjaga dari kekusaman. Tak ada salahnya kalau
Anda juga menambahkan konsumsi vitamin E.
5.Ganti sarung bantal Anda
harus rajin mengganti sarung bantal, setidaknya seminggu sekali.
Kenapa? Karena bantal yang Anda tiduri setiap hari adalah tempat ideal
untuk berkembangbiaknya kuman. Sisa makeup di wajah seta minyak dan
kotoran di rambut selama berhari-hari menempel di sana. Jika wajah Anda
yang sudah bersih menempel di sana, kuman dan bakteri tersebut akan
berpindah ke kulit wajah.
6.Tidur berkualitas Tidur
cukup dan nyenyak adalah rahasia utama agar kulit tetap dalam kondisi
prima. Pastikan jam tidur Anda cukup. Biasakan tidur tanpa membiarkan
lampu menyala, karena hal itu bisa merangsang kerja hormon yang
meregenerasi sel tubuh Anda.
Nah, itulah 6 hal yang harus Anda
kerjakan di malam hari sebelum tidur agar kulit tetap menawan keesokan
harinya. Selamat mencoba.
[tsr]
Bagaimana Menulis Esai Untuk Mendapatkan Beasiswa LPDP
Terbit 11 January 2016, 11:59 AEDT
Sumbangan Tulisan Heru Handika
Pemerintah Indonesia lewat program LPDP
(Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) memberian beasiswa setiap tahun
kepada mahasiwa untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Salah satu
syarat dalam melamar adalah membuat esai. Heru Handika yang sekarang
sedang melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Melbourne memberikan
tips bagaimana menulis esai.
LPDP baru saja mengumumkan jadwal seleksi beasiswa tahun 2016. Esai
adalah salah satu syarat utama dalam aplikasi tersebut. Bagi kami
awardee (penerima beasiswa LPDP) sudah menjadi hal biasa diserbu
teman-teman yang akan melamar, salah satunya untuk meminta contoh esai.
Saya sendiri tidak mau menyerahkan contoh ini. Karena dikhawatirkan akan adanya copy-paste —LPDP sangat concerned dengan hal ini. Jika ketahuan, tidak hanya merugikan calon pelamar, tapi juga awardee yang bersangkutan. Tulisan
berikut ini tidak hanya bermanfaat bagi pelamar beasiswa LPDP. Tapi,
mungkin juga membantu mereka yang ingin belajar menulis.
Ini yang perlu diperhatikan dalam menulis esai, dan beberapa tips berguna pada bagian akhir yang sangat penting sekali:
1. Stay Focus Ada
dua tema dalam esai LPDP: “Kontribusiku Bagi Indonesia: kontribusi yang
telah, sedang dan akan saya lakukan untuk
masyarakat/lembaga/instansi/profesi komunitas saya” dan "Sukses Terbesar
dalam Hidupku”. Tema
pertama mengalami sedikit perubahan dari tema sebelumnya. Tidak jauh
berbeda dengan tema sebelumnya, hanya lebih detil saja.
Pada
judul pertama, banyak yang menulis esai dengan menjabarkan segala
kontribusi yang telah dia lakukan. Namun, saya sendiri hanya fokus pada
satu topik yang berkaitan dengan bidang saya. Karena bidang saya
biologi, saya bercerita tentang kontribusi saya dalam mengkaji
keanekaragaman hayati Indonesia.
Pada
judul kedua, cerita "Sukses Terbesar dalam Hidupku" ini saya kaitkan
dengan esai pertama. Walaupun, saya tidak mencantumkan hubungan dengan
esai pertama secara jelas, tapi dari isi tulisannya kelihatan sangat
berkaitan.
Saya
tidak bercerita banyak hal. Tidak menjabarkan semua kontribusi saya
untuk Indonesia. Hanya satu saja. Tidak lebih. Kemudian saya kembangkan
untuk menggambarkan cita-cita saya.
Heru Handika sedang melanjutkan pendidikan S2 di bidang zoology di Universitas Melbourne.
Inilah yang saya maksud dengan stay focus.
Menulis esai dengan satu fokus cerita akan lebih mudah, dibandingkan
harus memasukkan berbagai macam cerita ke dalamnya; terkadang malah
ceritanya menjadi tidak saling berkaitan.
Singkatnya,
semua tergantung bagaimana kita membungkusnya (dalam artian positif)
hingga menjadi sebuah cerita yang benar-benar bermakna. Menjadi impian
dan harapan kita dalam membantu kemajuan Indonesia di masa depan.
2. Susun Esai Berdasarkan Urutan Seharusnya Maksudnya
begini, dalam menulis esai kita harus memastikan alirannya dimulai dari
pendahuluan, isi, hingga penutup. Memang, esai ini hanya kumpulan
paragraf yang saling berhubungan, tidak ada dituliskan "Pendahuluan",
"Isi", dan "Penutup". Namun, dalam menuliskannya, alirannya harus jelas
dan runut; tidak pindah kesana-kemari.
Terdengar klise, tapi ini penting untuk diingatkan.
Misalnya,
kita memulai esai dengan paragraf tentang impian memajuan perikanan.
Pada paragraf kedua, lanjutkan dengan bercerita tentang
permasalahan-permasalah yang ditemukan. Dukung argumen-argumen kita
dengan contoh konkret tentang usaha yang telah dilakukan atau yang akan
dilakukan; jangan pernah bercerita masalah tanpa solusi. Pada paragraf
akhir, tuliskan kesimpulan dari tulisan tersebut serta harapan ke
depannya.
3. Mulai dari Pendahuluan yang Meyakinkan, Akhiri dengan Ending yang Mengesankan Pendahuluan
merupakan bagian tersulit dalam menulis esai. Saya sarankan untuk
menaruh perhatian lebih disini. Penduluan yang kuat menjadi awal untuk
memastikan tulisan and stand out from the crowd (hal yang unik yang berbeda dari yang lain). Berikut contoh pendahuluan kedua esai saya:
ina_heru essay 1
Pada contoh pertama, saya
memulai dengan realita Indonesia. Poin pentingnya ada pada kalimat
terakhir, ini bagian penting bagi saya untuk bercerita mengenai bidang
saya dan peranannya.
Pada contoh kedua, saya
memulai dengan harapan saya yang kontras dengan kenyataan yang saya
dapatkan. Cerita inilah yang kemudian saya kembangkan untuk
mendefinisikan arti kesuksesan menurut saya.
Begitu juga dengan penutup. Berikut contoh penutup pada esai saya:
ina_heru essay 2
Saya menyimpulkan tulisan saya disini, dan menutupnya dengan kalimat yang memiliki keyakinan yang kuat.
Semua contoh tersebut tidaklah sempurna, tapi setidaknya memberikan gambaran tentang bagaimana menulis esai.
4. Killer Tips Tahukah anda, ketika draft-nya selesai, tulisan di blog ini tidak langsung saya publish?
Draft saya simpan, lalu saya tutup dan melupakannya dalam waktu
tertentu; biasanya sehari. Kemudian saya balik lagi, melakukan revisi
dan penulisan ulang. Saya baru publish ketika saya rasa sudah
layak. Begitu kira-kira proses kreatif saya dalam menulis, mungkin juga
teman-teman lain yang hobby menulis.
Dalam kasus esai ini, saya sangat sarankan jangan langsung submit setelah anda selesai menulisnya. Tinggalkan beberapa saat, sebaiknya beberapa hari. Lupakan. Pikirkan kegiatan anda yang lain.
Kenapa?
Pada saat pertama kita menulis, faktor emosional kita akan berusaha
meyakinkan bahwa tulisan tersebut bagus. Merevisi langsung, hanya akan
membuatnya semakin berantakan.
Dengan
melupakannya, kita akan kembali melihat tulisan tersebut dengan pikiran
yang lebih jernih. Sederhananya, kita akan bisa membacanya seolah-olah
sebagai orang lain. Pada tahap inilah sebaiknya revisi dilakukan.
Setelah
beberapa hari, dan anda sudah benar-benar yakin esai-nya bagus, baru
kemudian dikirim ke LPDP. Lengkapi berkas yang lain. Setelah itu tinggal
berdo'a. Karena semua usaha sudah dilakukan.
Sedikit
berbagi, saya mendapatkan beasiswa LPDP bukan pada lamaran pertama.
Pada lamaran kesekian hingga kemudian dipanggil wawancara, esai adalah
bagian yang saya perbaiki dalam aplikasi saya. Rejeki takkan lari
kemana, asal kita terus berjuang.
Terakhir,
anda juga pastinya menyadari bahwa artikel ini ditulis manusia. Tidak
absolut benar. Bisa dijadikan pedoman, tetapi yang lebih penting adalah
menjadi diri sendiri dan menemukan pola anda. *
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan sebelumnya pernah dimuat di
blog pribadi Tikus.net.. Heru Handika adalah penerima beasiswa LPDP
tahun 2014. Saat ini aktif sebagai mahasiswa Master of Science (Zoology)
di University of Melbourne, Australia, juga aktif melakukan penelitian
di Museum Victoria, Melbourne, Australia.
- See more at:
http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-01-11/bagaimana-menulis-esai-untuk-mendapatkan-beasiswa-lpdp/1534430#sthash.QFcbCESl.dpuf
Bagaimana Menulis Esai Untuk Mendapatkan Beasiswa LPDP
Terbit 11 January 2016, 11:59 AEDT
Sumbangan Tulisan Heru Handika
Pemerintah Indonesia lewat program LPDP
(Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) memberian beasiswa setiap tahun
kepada mahasiwa untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Salah satu
syarat dalam melamar adalah membuat esai. Heru Handika yang sekarang
sedang melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Melbourne memberikan
tips bagaimana menulis esai.
LPDP baru saja mengumumkan jadwal seleksi beasiswa tahun 2016. Esai
adalah salah satu syarat utama dalam aplikasi tersebut. Bagi kami
awardee (penerima beasiswa LPDP) sudah menjadi hal biasa diserbu
teman-teman yang akan melamar, salah satunya untuk meminta contoh esai.
Saya sendiri tidak mau menyerahkan contoh ini. Karena dikhawatirkan akan adanya copy-paste —LPDP sangat concerned dengan hal ini. Jika ketahuan, tidak hanya merugikan calon pelamar, tapi juga awardee yang bersangkutan. Tulisan
berikut ini tidak hanya bermanfaat bagi pelamar beasiswa LPDP. Tapi,
mungkin juga membantu mereka yang ingin belajar menulis.
Ini yang perlu diperhatikan dalam menulis esai, dan beberapa tips berguna pada bagian akhir yang sangat penting sekali:
1. Stay Focus Ada
dua tema dalam esai LPDP: “Kontribusiku Bagi Indonesia: kontribusi yang
telah, sedang dan akan saya lakukan untuk
masyarakat/lembaga/instansi/profesi komunitas saya” dan "Sukses Terbesar
dalam Hidupku”. Tema
pertama mengalami sedikit perubahan dari tema sebelumnya. Tidak jauh
berbeda dengan tema sebelumnya, hanya lebih detil saja.
Pada
judul pertama, banyak yang menulis esai dengan menjabarkan segala
kontribusi yang telah dia lakukan. Namun, saya sendiri hanya fokus pada
satu topik yang berkaitan dengan bidang saya. Karena bidang saya
biologi, saya bercerita tentang kontribusi saya dalam mengkaji
keanekaragaman hayati Indonesia.
Pada
judul kedua, cerita "Sukses Terbesar dalam Hidupku" ini saya kaitkan
dengan esai pertama. Walaupun, saya tidak mencantumkan hubungan dengan
esai pertama secara jelas, tapi dari isi tulisannya kelihatan sangat
berkaitan.
Saya
tidak bercerita banyak hal. Tidak menjabarkan semua kontribusi saya
untuk Indonesia. Hanya satu saja. Tidak lebih. Kemudian saya kembangkan
untuk menggambarkan cita-cita saya.
Heru Handika sedang melanjutkan pendidikan S2 di bidang zoology di Universitas Melbourne.
Inilah yang saya maksud dengan stay focus.
Menulis esai dengan satu fokus cerita akan lebih mudah, dibandingkan
harus memasukkan berbagai macam cerita ke dalamnya; terkadang malah
ceritanya menjadi tidak saling berkaitan.
Singkatnya,
semua tergantung bagaimana kita membungkusnya (dalam artian positif)
hingga menjadi sebuah cerita yang benar-benar bermakna. Menjadi impian
dan harapan kita dalam membantu kemajuan Indonesia di masa depan.
2. Susun Esai Berdasarkan Urutan Seharusnya Maksudnya
begini, dalam menulis esai kita harus memastikan alirannya dimulai dari
pendahuluan, isi, hingga penutup. Memang, esai ini hanya kumpulan
paragraf yang saling berhubungan, tidak ada dituliskan "Pendahuluan",
"Isi", dan "Penutup". Namun, dalam menuliskannya, alirannya harus jelas
dan runut; tidak pindah kesana-kemari.
Terdengar klise, tapi ini penting untuk diingatkan.
Misalnya,
kita memulai esai dengan paragraf tentang impian memajuan perikanan.
Pada paragraf kedua, lanjutkan dengan bercerita tentang
permasalahan-permasalah yang ditemukan. Dukung argumen-argumen kita
dengan contoh konkret tentang usaha yang telah dilakukan atau yang akan
dilakukan; jangan pernah bercerita masalah tanpa solusi. Pada paragraf
akhir, tuliskan kesimpulan dari tulisan tersebut serta harapan ke
depannya.
3. Mulai dari Pendahuluan yang Meyakinkan, Akhiri dengan Ending yang Mengesankan Pendahuluan
merupakan bagian tersulit dalam menulis esai. Saya sarankan untuk
menaruh perhatian lebih disini. Penduluan yang kuat menjadi awal untuk
memastikan tulisan and stand out from the crowd (hal yang unik yang berbeda dari yang lain). Berikut contoh pendahuluan kedua esai saya:
ina_heru essay 1
Pada contoh pertama, saya
memulai dengan realita Indonesia. Poin pentingnya ada pada kalimat
terakhir, ini bagian penting bagi saya untuk bercerita mengenai bidang
saya dan peranannya.
Pada contoh kedua, saya
memulai dengan harapan saya yang kontras dengan kenyataan yang saya
dapatkan. Cerita inilah yang kemudian saya kembangkan untuk
mendefinisikan arti kesuksesan menurut saya.
Begitu juga dengan penutup. Berikut contoh penutup pada esai saya:
ina_heru essay 2
Saya menyimpulkan tulisan saya disini, dan menutupnya dengan kalimat yang memiliki keyakinan yang kuat.
Semua contoh tersebut tidaklah sempurna, tapi setidaknya memberikan gambaran tentang bagaimana menulis esai.
4. Killer Tips Tahukah anda, ketika draft-nya selesai, tulisan di blog ini tidak langsung saya publish?
Draft saya simpan, lalu saya tutup dan melupakannya dalam waktu
tertentu; biasanya sehari. Kemudian saya balik lagi, melakukan revisi
dan penulisan ulang. Saya baru publish ketika saya rasa sudah
layak. Begitu kira-kira proses kreatif saya dalam menulis, mungkin juga
teman-teman lain yang hobby menulis.
Dalam kasus esai ini, saya sangat sarankan jangan langsung submit setelah anda selesai menulisnya. Tinggalkan beberapa saat, sebaiknya beberapa hari. Lupakan. Pikirkan kegiatan anda yang lain.
Kenapa?
Pada saat pertama kita menulis, faktor emosional kita akan berusaha
meyakinkan bahwa tulisan tersebut bagus. Merevisi langsung, hanya akan
membuatnya semakin berantakan.
Dengan
melupakannya, kita akan kembali melihat tulisan tersebut dengan pikiran
yang lebih jernih. Sederhananya, kita akan bisa membacanya seolah-olah
sebagai orang lain. Pada tahap inilah sebaiknya revisi dilakukan.
Setelah
beberapa hari, dan anda sudah benar-benar yakin esai-nya bagus, baru
kemudian dikirim ke LPDP. Lengkapi berkas yang lain. Setelah itu tinggal
berdo'a. Karena semua usaha sudah dilakukan.
Sedikit
berbagi, saya mendapatkan beasiswa LPDP bukan pada lamaran pertama.
Pada lamaran kesekian hingga kemudian dipanggil wawancara, esai adalah
bagian yang saya perbaiki dalam aplikasi saya. Rejeki takkan lari
kemana, asal kita terus berjuang.
Terakhir,
anda juga pastinya menyadari bahwa artikel ini ditulis manusia. Tidak
absolut benar. Bisa dijadikan pedoman, tetapi yang lebih penting adalah
menjadi diri sendiri dan menemukan pola anda. *
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan sebelumnya pernah dimuat di
blog pribadi Tikus.net.. Heru Handika adalah penerima beasiswa LPDP
tahun 2014. Saat ini aktif sebagai mahasiswa Master of Science (Zoology)
di University of Melbourne, Australia, juga aktif melakukan penelitian
di Museum Victoria, Melbourne, Australia.
- See more at:
http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-01-11/bagaimana-menulis-esai-untuk-mendapatkan-beasiswa-lpdp/1534430#sthash.jcP7zngl.dpuf
Bagaimana Menulis Esai Untuk Mendapatkan Beasiswa LPDP
Terbit 11 January 2016, 11:59 AEDT
Sumbangan Tulisan Heru Handika
Pemerintah Indonesia lewat program LPDP
(Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) memberian beasiswa setiap tahun
kepada mahasiwa untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Salah satu
syarat dalam melamar adalah membuat esai. Heru Handika yang sekarang
sedang melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Melbourne memberikan
tips bagaimana menulis esai.
LPDP baru saja mengumumkan jadwal seleksi beasiswa tahun 2016. Esai
adalah salah satu syarat utama dalam aplikasi tersebut. Bagi kami
awardee (penerima beasiswa LPDP) sudah menjadi hal biasa diserbu
teman-teman yang akan melamar, salah satunya untuk meminta contoh esai.
Saya sendiri tidak mau menyerahkan contoh ini. Karena dikhawatirkan akan adanya copy-paste —LPDP sangat concerned dengan hal ini. Jika ketahuan, tidak hanya merugikan calon pelamar, tapi juga awardee yang bersangkutan. Tulisan
berikut ini tidak hanya bermanfaat bagi pelamar beasiswa LPDP. Tapi,
mungkin juga membantu mereka yang ingin belajar menulis.
Ini yang perlu diperhatikan dalam menulis esai, dan beberapa tips berguna pada bagian akhir yang sangat penting sekali:
1. Stay Focus Ada
dua tema dalam esai LPDP: “Kontribusiku Bagi Indonesia: kontribusi yang
telah, sedang dan akan saya lakukan untuk
masyarakat/lembaga/instansi/profesi komunitas saya” dan "Sukses Terbesar
dalam Hidupku”. Tema
pertama mengalami sedikit perubahan dari tema sebelumnya. Tidak jauh
berbeda dengan tema sebelumnya, hanya lebih detil saja.
Pada
judul pertama, banyak yang menulis esai dengan menjabarkan segala
kontribusi yang telah dia lakukan. Namun, saya sendiri hanya fokus pada
satu topik yang berkaitan dengan bidang saya. Karena bidang saya
biologi, saya bercerita tentang kontribusi saya dalam mengkaji
keanekaragaman hayati Indonesia.
Pada
judul kedua, cerita "Sukses Terbesar dalam Hidupku" ini saya kaitkan
dengan esai pertama. Walaupun, saya tidak mencantumkan hubungan dengan
esai pertama secara jelas, tapi dari isi tulisannya kelihatan sangat
berkaitan.
Saya
tidak bercerita banyak hal. Tidak menjabarkan semua kontribusi saya
untuk Indonesia. Hanya satu saja. Tidak lebih. Kemudian saya kembangkan
untuk menggambarkan cita-cita saya.
Heru Handika sedang melanjutkan pendidikan S2 di bidang zoology di Universitas Melbourne.
Inilah yang saya maksud dengan stay focus.
Menulis esai dengan satu fokus cerita akan lebih mudah, dibandingkan
harus memasukkan berbagai macam cerita ke dalamnya; terkadang malah
ceritanya menjadi tidak saling berkaitan.
Singkatnya,
semua tergantung bagaimana kita membungkusnya (dalam artian positif)
hingga menjadi sebuah cerita yang benar-benar bermakna. Menjadi impian
dan harapan kita dalam membantu kemajuan Indonesia di masa depan.
2. Susun Esai Berdasarkan Urutan Seharusnya Maksudnya
begini, dalam menulis esai kita harus memastikan alirannya dimulai dari
pendahuluan, isi, hingga penutup. Memang, esai ini hanya kumpulan
paragraf yang saling berhubungan, tidak ada dituliskan "Pendahuluan",
"Isi", dan "Penutup". Namun, dalam menuliskannya, alirannya harus jelas
dan runut; tidak pindah kesana-kemari.
Terdengar klise, tapi ini penting untuk diingatkan.
Misalnya,
kita memulai esai dengan paragraf tentang impian memajuan perikanan.
Pada paragraf kedua, lanjutkan dengan bercerita tentang
permasalahan-permasalah yang ditemukan. Dukung argumen-argumen kita
dengan contoh konkret tentang usaha yang telah dilakukan atau yang akan
dilakukan; jangan pernah bercerita masalah tanpa solusi. Pada paragraf
akhir, tuliskan kesimpulan dari tulisan tersebut serta harapan ke
depannya.
3. Mulai dari Pendahuluan yang Meyakinkan, Akhiri dengan Ending yang Mengesankan Pendahuluan
merupakan bagian tersulit dalam menulis esai. Saya sarankan untuk
menaruh perhatian lebih disini. Penduluan yang kuat menjadi awal untuk
memastikan tulisan and stand out from the crowd (hal yang unik yang berbeda dari yang lain). Berikut contoh pendahuluan kedua esai saya:
ina_heru essay 1
Pada contoh pertama, saya
memulai dengan realita Indonesia. Poin pentingnya ada pada kalimat
terakhir, ini bagian penting bagi saya untuk bercerita mengenai bidang
saya dan peranannya.
Pada contoh kedua, saya
memulai dengan harapan saya yang kontras dengan kenyataan yang saya
dapatkan. Cerita inilah yang kemudian saya kembangkan untuk
mendefinisikan arti kesuksesan menurut saya.
Begitu juga dengan penutup. Berikut contoh penutup pada esai saya:
ina_heru essay 2
Saya menyimpulkan tulisan saya disini, dan menutupnya dengan kalimat yang memiliki keyakinan yang kuat.
Semua contoh tersebut tidaklah sempurna, tapi setidaknya memberikan gambaran tentang bagaimana menulis esai.
4. Killer Tips Tahukah anda, ketika draft-nya selesai, tulisan di blog ini tidak langsung saya publish?
Draft saya simpan, lalu saya tutup dan melupakannya dalam waktu
tertentu; biasanya sehari. Kemudian saya balik lagi, melakukan revisi
dan penulisan ulang. Saya baru publish ketika saya rasa sudah
layak. Begitu kira-kira proses kreatif saya dalam menulis, mungkin juga
teman-teman lain yang hobby menulis.
Dalam kasus esai ini, saya sangat sarankan jangan langsung submit setelah anda selesai menulisnya. Tinggalkan beberapa saat, sebaiknya beberapa hari. Lupakan. Pikirkan kegiatan anda yang lain.
Kenapa?
Pada saat pertama kita menulis, faktor emosional kita akan berusaha
meyakinkan bahwa tulisan tersebut bagus. Merevisi langsung, hanya akan
membuatnya semakin berantakan.
Dengan
melupakannya, kita akan kembali melihat tulisan tersebut dengan pikiran
yang lebih jernih. Sederhananya, kita akan bisa membacanya seolah-olah
sebagai orang lain. Pada tahap inilah sebaiknya revisi dilakukan.
Setelah
beberapa hari, dan anda sudah benar-benar yakin esai-nya bagus, baru
kemudian dikirim ke LPDP. Lengkapi berkas yang lain. Setelah itu tinggal
berdo'a. Karena semua usaha sudah dilakukan.
Sedikit
berbagi, saya mendapatkan beasiswa LPDP bukan pada lamaran pertama.
Pada lamaran kesekian hingga kemudian dipanggil wawancara, esai adalah
bagian yang saya perbaiki dalam aplikasi saya. Rejeki takkan lari
kemana, asal kita terus berjuang.
Terakhir,
anda juga pastinya menyadari bahwa artikel ini ditulis manusia. Tidak
absolut benar. Bisa dijadikan pedoman, tetapi yang lebih penting adalah
menjadi diri sendiri dan menemukan pola anda. *
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan sebelumnya pernah dimuat di
blog pribadi Tikus.net.. Heru Handika adalah penerima beasiswa LPDP
tahun 2014. Saat ini aktif sebagai mahasiswa Master of Science (Zoology)
di University of Melbourne, Australia, juga aktif melakukan penelitian
di Museum Victoria, Melbourne, Australia.
- See more at:
http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-01-11/bagaimana-menulis-esai-untuk-mendapatkan-beasiswa-lpdp/1534430#sthash.QFcbCESl.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar