Silaturahmi
Silaturahmi adalah kata majemuk yang terambil
dari kata shilat dan rahim. Kata shilat berakar dari kata yang berarti
‘menyambung’ dan ‘menghimpun’. Ini berarti hanya yang putus dan terseraklah
yang dituju oleh kata shilat. Adapun kata rahim pada mulanya berarti pula
‘peranakan’ (kandungan), karena anak yang dikandung selalu mendapat curahan
kasih sayang.
Silaturahim
juga merupakan salah satu faktor yang mendatangkan cinta Allah SWT. Karena
banyak sekali perintah untuk menjaganya, Wahai manusia, bertakwalah kepda tuhan
mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan
Istrinya; dan dan dari keduanya Allah memperkembangbiakan laki-laki dan wanita
yang banyak,. Dan bertakwalah kepada Alla yang dengan nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (QS Al-Nisa [4]:1).
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw.
Bersabda, “barang siapa yang beriman pada Allah dan Hari akhir, hendaklah ia
memuliakan tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaknya ia menyambung tali silaturahimnya. Dan barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia mengucapkan yang baik atau diam.” (HR
Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam kesemptan lain, Rasulullah Saw. Juga
menghubungkan silaturahim dengan rezeki dan panjang umur, “siapa yang ingin
dilapangkan untuknya rezekinya dan diakhirkan untuknya dalam ajalnya, hendaklah
ia menyambung silaturahim.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari Anas r.a.)
Sedemikian mulianya silaturahmi, maka
Rasulullah Saw. Menjanjikan siapapun yang memutuskannya , Allah akan
memutuskannya pula. Rasulullah Saw bersabda, “ Rahim itu digantung di Arsy, ia
berkata, ‘siapa yang menyambung aku, Allah menyambungnya dan siapa yang memutus
aku, Allah memutusnya.” (HR Bukhari dan Muslim dari A’isya r.a.)
Dalam upaya menjaga silaturahim baik ini, baik
pula jika disertai saling memberi. ‘A’isyah r.a. berkata kepada Rasulullah
Saw.,”Aku mempunyai dua tetangga. Tetangga mana yang harus di dahulukan ketika
aku ingin memberi hadiah ?” Rasulullah menjawab, “kepada tetangga yang pintu
rumahnya paling dekat.”(HR Al-Bukhari).
Bagi
yang diberi, baiknya tidak meremehkan nilai pemberian itu, “wahai wanita
muslim, janganlah merendahkan satu tetangga atas tetangga lain, walaupun hanya
dengan kikil kambing.” (HR Al-Bukhari dan Muslim). Semoga kita semua senantiasa
menjaga silaturahim.
Sumber
:
Rachman Fauzi, M. 2011. Wanita yang Dirindukan
Surga. Bandung: Mizania.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar