Minggu, 03 Januari 2016

menjalin silaturahmi, melapangkan rezeki



Silaturahmi
Silaturahmi adalah kata majemuk yang terambil dari kata shilat dan rahim. Kata shilat berakar dari kata yang berarti ‘menyambung’ dan ‘menghimpun’. Ini berarti hanya yang putus dan terseraklah yang dituju oleh kata shilat. Adapun kata rahim pada mulanya berarti pula ‘peranakan’ (kandungan), karena anak yang dikandung selalu mendapat curahan kasih sayang.
 Silaturahim juga merupakan salah satu faktor yang mendatangkan cinta Allah SWT. Karena banyak sekali perintah untuk menjaganya, Wahai manusia, bertakwalah kepda tuhan mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan Istrinya; dan dan dari keduanya Allah memperkembangbiakan laki-laki dan wanita yang banyak,. Dan bertakwalah kepada Alla yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (QS Al-Nisa [4]:1).
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “barang siapa yang beriman pada Allah dan Hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturahimnya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia mengucapkan yang baik atau diam.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam kesemptan lain, Rasulullah Saw. Juga menghubungkan silaturahim dengan rezeki dan panjang umur, “siapa yang ingin dilapangkan untuknya rezekinya dan diakhirkan untuknya dalam ajalnya, hendaklah ia menyambung silaturahim.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari Anas r.a.)
Sedemikian mulianya silaturahmi, maka Rasulullah Saw. Menjanjikan siapapun yang memutuskannya , Allah akan memutuskannya pula. Rasulullah Saw bersabda, “ Rahim itu digantung di Arsy, ia berkata, ‘siapa yang menyambung aku, Allah menyambungnya dan siapa yang memutus aku, Allah memutusnya.” (HR Bukhari dan Muslim dari A’isya r.a.)
Dalam upaya menjaga silaturahim baik ini, baik pula jika disertai saling memberi. ‘A’isyah r.a. berkata kepada Rasulullah Saw.,”Aku mempunyai dua tetangga. Tetangga mana yang harus di dahulukan ketika aku ingin memberi hadiah ?” Rasulullah menjawab, “kepada tetangga yang pintu rumahnya paling dekat.”(HR Al-Bukhari).
 Bagi yang diberi, baiknya tidak meremehkan nilai pemberian itu, “wahai wanita muslim, janganlah merendahkan satu tetangga atas tetangga lain, walaupun hanya dengan kikil kambing.” (HR Al-Bukhari dan Muslim). Semoga kita semua senantiasa menjaga silaturahim.

 Sumber :
Rachman Fauzi, M. 2011. Wanita yang Dirindukan Surga. Bandung: Mizania.  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar