Ide-ide Tentang Islamisasi Ilmu
lahirnya gagasan islamisasi ilmu, rupanya didorong oleh keinginan sebagian ilmuwan muslim untuk melepaskan diri dari ketergantungan dan hegemoni barat atas masyarakat islam, disamping semangat untuk mengembalikan kejayaan islam dimasa mendatang. menurut mereka, ketergantungan islam atasa barat ini tidak bisa diputus dan kejayaan islam tidak bisa dicapai, kecuali jika masyarakat muslim mempunyai paradigma semdiri tentang keilmuwannya, yang kemudian mendorong untuk melakukan penemuan-penemuan dan menggunakan sesuai dengan ajaran islam.namun demikian, gagasan ideal tersebut ternyata tidak secara otomatis didukung oleh semua pihak. ada juga pihak-pihak yang tidak setuju atas ide islamisasi. menurut penulis sendiri, tanpa bermaksud apologis, islamisasi ilmu adalah sesuatu yang penting, sebab kondisi pemikiran islam sendiri telah terbentuk dalam dikotomi ilmu agama-umum, sementara ilmu- ilmu umum sendiri dengan prinsip dan nilai-nilainya yang positivistik tidak lagi memerhatikan nilai-nilai agama. hal ini menimbulkan kepribadian ganda (split) dalam masyarakat dan individu muslim; beribadah secara islam tetapi berpikir dan bertindak secara sekuler. islamisasi ilmu berguna untuk mengatasi krisi ini, disamping sebagai ujung tombak dari sebuah peradaban. tentang tata kerja islamisasi, tidak cukup hanya pada aspek aksiologi seperti fazlur rahman, atau aspek ontologi dan epistemologinya seperti Al-Attas, tetapi ketiganya sekaligus; ontologi, epistemologi, sekalogus aksiologinya. sebab, sebuah ilmu akan tetap bernapaskan sekuler dan "liar" jika tidak didasarkan pada pandanga dunia yang utuh dan tunggal Tauhid dalam istilah Naquib Al-Attas dan Hasan Hanafi. begitu pula sebuah epistemologi akan tetap bersifat eksploitatif dan merusak jika tidak didasarkan atasa ontologi yang islami. meski demikian, bangunan ilmu yang telah islmai tidak banyak berarti jika oleh orang yang tidak bermoral, rusak, dan tidak bertanggung jawab. karena itu perlu dibenahi pada aspek aksiologinya. Dengan demikian, islamisasi ilmu merombak paradigma keilmuwannya sendiri yang terdiri atas aspek ontologis dan epistemologis, dan membenahi moralitas manusia nya sebagai pengguna hasil keilmuwan.
Sumber
Soleh Khudari, 2013, Filsafat Islam
dari Klasik Hingga Kontemporer, Jogjakarta, AR-RUZZ MEDIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar