Minggu, 03 Januari 2016

apakah penting belajar semur hidup



Bab I Pendahuluan
A.   Latar Belakang Masalah 
         KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN BERBAGAI IMPLIKASI NYA
Didalam GBHN dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah
Sementara itu, di dalam GBHN 1993 di nyatakan pula, bahwa Pendidikan Nasional dikembangkan secara terpadu dan serasi, baik antara berbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya serta antar daerah.






  





 Bab II Pembahasan
A.  Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Di islam sendiri sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebaimana dinyatakan oleh hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi ‘’ Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat ‘’
 Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa proses pendidikan merupakan proses kontinu, yang bermula sejak seorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar sacara informal maupun formal baik yang berlangsung  dalam keluarga, di sekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.
 Untuk Indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai di masyarakatkan melalui kebijaksanaan Negara (TAP MPR No.IV/MPR/1973 jo. TAP No. IV/MPR/1978 tentang GBHN) yang menetapkan prinsip prinsip pembangunan nasional sebagai berikut.
1.    Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuh nya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang).
2.    Pendidikan berlangsung seumur hidup dan di laksanakan di dalam keluarga (rumah tangga), sekolah, dan masyarakat.

Dalam kebijaksanaannya pemerintah menetapkan prinsip prinsip sebagai berikut.
1)    Pembangunan bangsa dan watak bangsa dimulai dengan membangun subjek manusia Indonesia seutuhnya sebagai perwujudan manusia pancasila
2)     Pembangunan manusia Indonesia, secara khusus merupakan tanggung jawab lembaga dan usaha pendidikan nasional untuk mewujudkan nya melalui institusi-institusi pendidikan

            Adapun tujuan untuk pendidikan manusia  seutuhnya dan seumur hidup sebagai  berikut
1)    Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikat nya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin.
2)    Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembngan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup (Tim Dosen FIP IKIP Malang, pengantar Dasar-Dasar Kependidikan Usaha Nasional, Surabaya, 1988, hlm. 139-140)

   Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup dikemukakan dalam pasal 10 ayat (1) yang berbunyi: ‘’Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu  jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana di jelaskan pada ayat (4), yaitu ‘’pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang di selenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterapilan’’.
      Sementara itu pada pasal 26, dinyatakan peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan belajar pada setiap saat dalam perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing.

B.   Pendidikan Seumur Hidup dalam Berbagai Persepektif
    Cukup banyak dasar-dasar pemikiran yang menyatakan bahwa long life education sangat penting.  Dasar-dasar pemikiran tersebut ditinjau dari berbagai aspek, sebagai berikut
1.Tinjauan Ideologis
    Pendidikan seumur hidup atau long life education akan memungkinan seseorang mengembangkan potensinya sesuai kebutuhan hidupnya.
2.Tinjauan Ekonomis
   Pendidikan merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran       yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan.
3.Tinjauan Sosiologis
  Pada umumnya di Negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyak orang tua yang kurang menyadari betapa pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, anak-anak meraka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah, atau tidak bersekolah sama sekali.



4.Tinjauan Filosofis
Negara-negara demokrasi menginginkan seluruh rakyatnya menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, DPD, dan sebaginaya.
             5.Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampak nya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya.
6.Tinjauan psikologis dan paedagosis
Bagaimanapun diakui bahwa perkembangan iptek yang sangat pesat punya dampak dan pengaruh besar terhadap berbagi konsep, teknik, dan metode pendidikan.

C.   Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-program Pendidikan
      Implikasi di sini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekusnsi dari suatu keputusan.
  Penertapan asas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas dan bervariasi. Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ananda W.P Guruge dalam bukunya Toward Better Educational Management, dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori berikut.’’  

1.    Pendidikan Baca Tulis Fungsional
       Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup karena relevansinya dengan kondisi yang ada pada Negara-negara berkembang dengan alasan masih banyaknya penduduk yang buta huruf, melainkan juga sangat penting ditinjau dari implementasinya. Bahkan di Negara yang sudah maju sekalipun di mana radio, film, tv, computer sampai internet telah menanatang ketergantungan orang akan bahan-bahan bacaan, namun membaca masih merupakan cara yang paling murah dan praktis untuk mendapatkan dan menyebarkan pengetahuan.

      Realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu:
a.    Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3 M), yang funsional bagi anak didik;
b.    Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut yang dimilikinya tersebut.
2.    Pendidikan Vokasional
Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak diluar batas usia sekolah, atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam rangka  apprentice ship training,  merupakan salah satu program penting dalam rangka pendidikan seumur hidup.
3.    Pendidikan Profesional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap-tiap profesi hendak nya telah tercipta built in mechanism yang memungkinkan golongan professional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminology, dan sifat profesionalnya.
4.    Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
Diakui bahwa era globalisasi dan informasi yang di tandai dengan pesat nya perkembangan iptek telah memengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dari cara memasak yang serba menggunakan mekanik dan elektronik, sampai cara menerobos angkasa luar.
5.    Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik
Di samping tuntutan penguasaan ilmu pegetahuan dan teknologi (iptek), dalam kondisi sekarang di mana pola pikir masyarakat semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa maupun pemimpin pemerintahan di negara yang demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara.
6.    Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Senggang
Spesialis yang berlebih-lebihan dalam masyarakat, bahkan yang dimulai pada usia muda dalam pendidikan formal di sekolah, membuat manusia berpikiran sempit pada bidang nya sendiri, buta akan nilai-nilai cultural yang terkandung dalam warisan budaya masyarakat sendiri.
      


     Sementara itu implikasi konsep life long education ini pada sasaran pendidikan, juga diklasifikasikan dalam enam kategori, seperti yang sudah di kemukakan pada Bab II tentang jalur pendidikan luar sekolah, yang meliputi;
1.    Para buruh dan petani;
2.    Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolah nya;
3.    Para pekerja yang berketerampilan;
4.    Golongan teknisi dan professional;
5.    Para pemimpin dalam masyarakat;
6.     Golongan masyarakat yang sudah tua

D.   Beberapa Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup
Tokoh-tokoh penganjur life long education mengembangkan sejumlah argumentasi berbeda.
    Berikut ini akan dikemukakan  beberapa hal perlunya pendidikan seumur hidup tersebut.
1.    Pertimbangan Ekonomi
   Dengan terus berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan pun terus berkembang. Akibat perkembangan ini adalah semakin berkompetisinya lembaga-lembaga pendidikan terutama dalam hal kualitas. Dengan hal ini pada gilirannya terjadilah klasifikasi atau penggolongan sekolah sebagai lembaga pendidikan, ada sekolah favorit, unggulan, plus, dan sebagainya. Kenyataan ini tentu saja membawa dampak semakin mahalnya biaya pendidikan.
2.    Keadilan
Tuntutan akan adanya persamaan serta kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan terus digaungkan, bahkan untuk Indonesia diatur sedemikian rupa di dalam UUD 1945, seperti tertuang pada pasal 31 ayat (1):
      ‘’Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.’’
Upaya-upaya untuk menuruti keinginan tersebut memang senantiasa dilakukan, karena bagaimanapun bagi Negara-negara yang sedang berkembang umumnya, pendidikan yang dikembangkan merupakan warisan pemerintah kolonial yang tentu saja membatasi perkembangan nasional dalam kesamaan hak untuk mendapat pendidikan.

3.    Faktor Peranan Keluarga
   Satu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam kondisi sekarang ini, di berbagai sektor kehidupan telah terjadi pergeseran atau  perubahan, termasuk dalam hal ini keluarga dalam segala peranannya.
 Coleman dalam ‘’Review of Educational Research’’ mengemukakan, keluarga berfungsi sebagai sentral sentral sumber pendidikan dalam waktu yang silam (Hasbulah). Mengemukakan bahwa situasi ini sekarang telah berubah sehingga keluarga sedikit demi sedikit berkurang peranannya dalam mendidik anak-anak. Ini dapat dilihat dalam bidang moral, afektif, dan pendidikan sosial.
4.    Faktor Perubahan Peranan Sosial
   Meskipun antara keluarga dengan keadaan sosial diluarnya mempunyai hubungan yang sangat erat, tetapi perubahan yang terjadi dan dialami keduanya cukup berbeda. Garis antara orang dewasa dan anak-anak secara tradisional sangat jelas dalam keluarga masyarakat  yang tidak maju. Sementara itu, perkembangan yang kompleks dalam hal penggunaan teknologi di masyarakat yang maju, bagaimanapun juga, menyebabkan pentingnya perluasan konsep anak.
5.    Perubahan Teknologi
   Sebenarnya berbicara tentang teknologi berhubungan erat dengan faktor-faktor tersebut di atas, sebab bagaimanapun terjadinya perubahan peranan keluarga maupun keadaan sosial diluarnya, salah satu penyebab utamanya adalah perkembangan teknologi yang berlangsung dengan cepat.
6.    Faktor-faktor Vocational
  Persoalan ini dimunculkan sekarang karena dinyatakan bahwa kejuruan yang diperlukan dunia dimasa mendatang secara drastis berbeda dengan apa yang ada sekarang dalam hal ini, kemampuan pendidikan seperti yang diorganisasi sekarang untuk membekali anak dengan keterampilan khusus yang diperlukan untuk keberhasilan dimasa mendatang tampaknya masih diragukan.
7.    Kebutuhan-kebutuhan Orang Dewasa
  Sekarang ini orang dewasa ini mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, misalnya ancaman keusangan yang membayangi banyak pekerja, dan hal ini tidak hanya terjadi pada pekerja-pekerja kasar, tetapi justru merambah kepada orang yang sudah professional.

8.    Kebutuhan Anak-anak Awal
Kelompok usia anak-anak awal merupakan kelompok umur kedua diluar masa persekolahan yang normalnya tersedia. Sebaimana orang dewasa, akhir-akhir ini ditandai dengan meningkatnya animo masyarakat terhadap pendidikan anak umur di bawah 6 tahun, atau yang sekarang lebih dikenal dengan taman kanak-kanak.
                   


Kesimpulan
   Pendidkan seumur hidup atau life long education sangat dianjurkan bagi selruh manusia seperti kita ketahui, Nabi Muhammad pun sangat menganjurkan untuk menuntut ilmu seumur hidup seperti tertera dalam hadist nya ‘’tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat’’.dan Indonesia pun membuat UU tentang penting nya pendidikan seumur hidup. Dan pemerintah mewajibkan untuk setiap warga agar memperoleh pendidikan tanpa ada perbedaan antara Ras,agama,dan ekonomi, jadi kita seharusnya menuntut ilmu tanpa mengenal umur. 































Daftar Pustaka
Hasbullah, 2009, Dasar-dasar ilmu pendidikan, Jakarta, PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar