Bab
I Pendahuluan
A. Latar
Belakang Masalah
KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN
BERBAGAI IMPLIKASI NYA
Didalam
GBHN dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanan di
dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah
Sementara
itu, di dalam GBHN 1993 di nyatakan pula, bahwa Pendidikan Nasional
dikembangkan secara terpadu dan serasi, baik antara berbagai jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan
lainnya serta antar daerah.
Bab
II Pembahasan
A. Konsep
Pendidikan Seumur Hidup
Konsep
pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh pakar pendidikan
dari zaman ke zaman. Di islam sendiri sudah mengenal pendidikan seumur hidup,
sebaimana dinyatakan oleh hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi ‘’ Tuntutlah
ilmu dari buaian hingga liang lahat ‘’
Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan
suatu asas bahwa proses pendidikan merupakan proses kontinu, yang bermula sejak
seorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup
bentuk-bentuk belajar sacara informal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah, dalam pekerjaan
dan dalam kehidupan masyarakat.
Untuk Indonesia sendiri, konsepsi pendidikan
seumur hidup baru mulai di masyarakatkan melalui kebijaksanaan Negara (TAP MPR
No.IV/MPR/1973 jo. TAP No. IV/MPR/1978 tentang GBHN) yang menetapkan prinsip
prinsip pembangunan nasional sebagai berikut.
1.
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam
rangka pembangunan manusia Indonesia seutuh nya dan pembangunan seluruh rakyat
Indonesia (arah pembangunan jangka panjang).
2.
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan di
laksanakan di dalam keluarga (rumah tangga), sekolah, dan masyarakat.
Dalam kebijaksanaannya pemerintah menetapkan
prinsip prinsip sebagai berikut.
1) Pembangunan
bangsa dan watak bangsa dimulai dengan membangun subjek manusia Indonesia
seutuhnya sebagai perwujudan manusia pancasila
2) Pembangunan manusia Indonesia, secara khusus
merupakan tanggung jawab lembaga dan usaha pendidikan nasional untuk mewujudkan
nya melalui institusi-institusi pendidikan
Adapun tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup sebagai berikut
1) Mengembangkan
potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikat nya, yakni seluruh
aspek pembawaannya seoptimal mungkin.
2) Dengan
mengingat proses pertumbuhan dan perkembngan kepribadian manusia bersifat hidup
dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup (Tim Dosen
FIP IKIP Malang, pengantar Dasar-Dasar Kependidikan Usaha Nasional, Surabaya,
1988, hlm. 139-140)
Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan
tentang pendidikan seumur hidup dikemukakan dalam pasal 10 ayat (1) yang
berbunyi: ‘’Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan
luar sekolah. Jalur pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya
pendidikan keluarga, sebagaimana di jelaskan pada ayat (4), yaitu ‘’pendidikan
keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang di
selenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya,
nilai moral dan keterapilan’’.
Sementara itu pada pasal 26, dinyatakan
peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan
belajar pada setiap saat dalam perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat,
dan kemampuan masing-masing.
B.
Pendidikan Seumur Hidup dalam Berbagai
Persepektif
Cukup banyak dasar-dasar pemikiran yang
menyatakan bahwa long life education sangat penting. Dasar-dasar pemikiran tersebut ditinjau dari
berbagai aspek, sebagai berikut
1.Tinjauan
Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau long life
education akan memungkinan seseorang mengembangkan potensinya sesuai kebutuhan
hidupnya.
2.Tinjauan
Ekonomis
Pendidikan
merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan
kemelaratan.
3.Tinjauan
Sosiologis
Pada
umumnya di Negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyak orang tua
yang kurang menyadari betapa pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh
karena itu, anak-anak meraka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus
sekolah, atau tidak bersekolah sama sekali.
4.Tinjauan
Filosofis
Negara-negara demokrasi menginginkan seluruh rakyatnya
menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, DPD, dan
sebaginaya.
5.Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampak nya dunia
dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai
produk yang dihasilkannya.
6.Tinjauan
psikologis dan paedagosis
Bagaimanapun diakui bahwa perkembangan iptek
yang sangat pesat punya dampak dan pengaruh besar terhadap berbagi konsep,
teknik, dan metode pendidikan.
C. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup
pada Program-program Pendidikan
Implikasi di sini diartikan sebagai
akibat langsung atau konsekusnsi dari suatu keputusan.
Penertapan asas pendidikan seumur hidup pada
isi program pendidikan dan sasaran pendidikan di masyarakat mengandung
kemungkinan yang luas dan bervariasi. Implikasi pendidikan seumur hidup pada
program pendidikan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ananda W.P Guruge dalam
bukunya Toward Better Educational
Management, dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori berikut.’’
1. Pendidikan
Baca Tulis Fungsional
Program ini tidak saja penting
bagi pendidikan
seumur hidup karena relevansinya dengan kondisi yang ada pada Negara-negara
berkembang dengan alasan masih banyaknya penduduk yang buta huruf, melainkan
juga sangat penting ditinjau dari implementasinya. Bahkan di Negara yang sudah
maju sekalipun di mana radio, film, tv, computer sampai internet telah
menanatang ketergantungan orang akan bahan-bahan bacaan, namun membaca masih
merupakan cara yang paling murah dan praktis untuk mendapatkan dan menyebarkan pengetahuan.
Realisasi baca tulis fungsional, minimal
memuat dua hal, yaitu:
a. Memberikan
kecakapan membaca, menulis, menghitung (3 M), yang funsional bagi anak didik;
b. Menyediakan
bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut yang
dimilikinya tersebut.
2. Pendidikan
Vokasional
Pendidikan
vokasional sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak diluar batas
usia sekolah, atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam
rangka apprentice ship training, merupakan salah satu program penting dalam rangka pendidikan
seumur hidup.
3. Pendidikan
Profesional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup,
dalam tiap-tiap profesi hendak nya telah tercipta built in mechanism yang memungkinkan golongan professional terus
mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan,
terminology, dan sifat profesionalnya.
4. Pendidikan
ke Arah Perubahan dan Pembangunan
Diakui bahwa era globalisasi dan informasi yang
di tandai dengan pesat nya perkembangan iptek telah memengaruhi berbagai
dimensi kehidupan masyarakat, dari cara memasak yang serba menggunakan mekanik
dan elektronik, sampai cara menerobos angkasa luar.
5. Pendidikan
Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik
Di samping tuntutan penguasaan ilmu
pegetahuan dan teknologi (iptek), dalam kondisi sekarang di mana pola pikir
masyarakat semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa maupun pemimpin
pemerintahan di negara yang demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan
dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara.
6. Pendidikan
Kultural dan Pengisian Waktu Senggang
Spesialis yang berlebih-lebihan dalam
masyarakat, bahkan yang dimulai pada usia muda dalam pendidikan formal di
sekolah, membuat manusia berpikiran sempit pada bidang nya sendiri, buta akan
nilai-nilai cultural yang terkandung dalam warisan budaya masyarakat sendiri.
Sementara itu
implikasi konsep life long education ini
pada sasaran pendidikan, juga diklasifikasikan dalam enam kategori, seperti
yang sudah di kemukakan pada Bab II tentang jalur pendidikan luar sekolah, yang
meliputi;
1. Para
buruh dan petani;
2. Golongan
remaja yang terganggu pendidikan sekolah nya;
3. Para
pekerja yang berketerampilan;
4. Golongan
teknisi dan professional;
5. Para
pemimpin dalam masyarakat;
6. Golongan masyarakat yang sudah tua
D.
Beberapa Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup
Tokoh-tokoh
penganjur life long education mengembangkan
sejumlah argumentasi berbeda.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa hal perlunya pendidikan seumur hidup
tersebut.
1. Pertimbangan
Ekonomi
Dengan
terus berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan pun terus
berkembang. Akibat perkembangan ini adalah semakin berkompetisinya
lembaga-lembaga pendidikan terutama dalam hal kualitas. Dengan hal ini pada
gilirannya terjadilah klasifikasi atau penggolongan sekolah sebagai lembaga
pendidikan, ada sekolah favorit, unggulan, plus, dan sebagainya. Kenyataan ini
tentu saja membawa dampak semakin mahalnya biaya pendidikan.
2. Keadilan
Tuntutan akan adanya persamaan serta
kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan terus digaungkan, bahkan untuk
Indonesia diatur sedemikian rupa di dalam UUD 1945, seperti tertuang pada pasal
31 ayat (1):
‘’Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.’’
Upaya-upaya untuk menuruti keinginan tersebut
memang senantiasa dilakukan, karena bagaimanapun bagi Negara-negara yang sedang
berkembang umumnya, pendidikan yang dikembangkan merupakan warisan pemerintah
kolonial yang tentu saja membatasi perkembangan nasional dalam kesamaan hak
untuk mendapat pendidikan.
3. Faktor
Peranan Keluarga
Satu
hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam kondisi sekarang ini, di berbagai
sektor kehidupan telah terjadi pergeseran atau
perubahan, termasuk dalam hal ini keluarga dalam segala peranannya.
Coleman dalam ‘’Review of Educational
Research’’ mengemukakan, keluarga berfungsi sebagai sentral sentral sumber
pendidikan dalam waktu yang silam (Hasbulah). Mengemukakan bahwa situasi ini
sekarang telah berubah sehingga keluarga sedikit demi sedikit berkurang
peranannya dalam mendidik anak-anak. Ini dapat dilihat dalam bidang moral,
afektif, dan pendidikan sosial.
4. Faktor
Perubahan Peranan Sosial
Meskipun
antara keluarga dengan keadaan sosial diluarnya mempunyai hubungan yang sangat
erat, tetapi perubahan yang terjadi dan dialami keduanya cukup berbeda. Garis
antara orang dewasa dan anak-anak secara tradisional sangat jelas dalam
keluarga masyarakat yang tidak maju.
Sementara itu, perkembangan yang kompleks dalam hal penggunaan teknologi di
masyarakat yang maju, bagaimanapun juga, menyebabkan pentingnya perluasan
konsep anak.
5. Perubahan
Teknologi
Sebenarnya berbicara tentang teknologi berhubungan erat dengan
faktor-faktor tersebut di atas, sebab bagaimanapun terjadinya perubahan peranan
keluarga maupun keadaan sosial diluarnya, salah satu penyebab utamanya adalah
perkembangan teknologi yang berlangsung dengan cepat.
6. Faktor-faktor
Vocational
Persoalan
ini dimunculkan sekarang karena dinyatakan bahwa kejuruan yang diperlukan dunia
dimasa mendatang secara drastis berbeda dengan apa yang ada sekarang dalam hal
ini, kemampuan pendidikan seperti yang diorganisasi sekarang untuk membekali
anak dengan keterampilan khusus yang diperlukan untuk keberhasilan dimasa
mendatang tampaknya masih diragukan.
7. Kebutuhan-kebutuhan
Orang Dewasa
Sekarang ini orang dewasa ini mengalami efek
cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, misalnya
ancaman keusangan yang membayangi banyak pekerja, dan hal ini tidak hanya
terjadi pada pekerja-pekerja kasar, tetapi justru merambah kepada orang yang
sudah professional.
8. Kebutuhan
Anak-anak Awal
Kelompok usia anak-anak awal merupakan
kelompok umur kedua diluar masa persekolahan yang normalnya tersedia. Sebaimana
orang dewasa, akhir-akhir ini ditandai dengan meningkatnya animo masyarakat
terhadap pendidikan anak umur di bawah 6 tahun, atau yang sekarang lebih
dikenal dengan taman kanak-kanak.
Kesimpulan
Pendidkan
seumur hidup atau life long education sangat
dianjurkan bagi selruh manusia seperti kita ketahui, Nabi Muhammad pun sangat
menganjurkan untuk menuntut ilmu seumur hidup seperti tertera dalam hadist nya
‘’tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang
lahat’’.dan Indonesia pun membuat UU tentang penting nya pendidikan seumur
hidup. Dan pemerintah mewajibkan untuk setiap warga agar memperoleh pendidikan
tanpa ada perbedaan antara Ras,agama,dan ekonomi, jadi kita seharusnya menuntut
ilmu tanpa mengenal umur.
Daftar Pustaka
Hasbullah, 2009, Dasar-dasar ilmu pendidikan, Jakarta, PT
RAJAGRAFINDO PERSADA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar