Ta’aruf
or Pacaran ??
Ngomongin
tentang cinta itu emang ga akan ada habisnya, ketika kau jatuh cinta dunia akan
terasa lebih indah, lebih berwana dan ada manisnya – manisnya gitu ( halah
kayak iklan aja hihihi). Teman – teman ku yang saya sayangi tiada salahnya kita
sebagai manusia memiliki rasa cinta terhadap lawan jenis dan itu wajar kalian
tidak usah memanggil psikolog, dokter, atau dukun. Jangan panik karena cinta
bukan sebuah dosa. Setidaknya ia belum tentu sebuah dosa, engga salah kita
memiliki cinta tiada yang salah karena cinta adalah anugerah. Justru cintalah
yang memanusiakan manusia, mewarnai kehidupan dan menerbitkan harapan.tidak ada
masalah dalam mencintai seseorang Allah pun mengaruniakan cinta bukan untuk
menyiksa. Allah kirimkan cinta untuk kita agar kita bisa bersama dalam ikatan
yang halal yang diakui oleh negara. Tapi ironisnya anak muda zaman sekarang
salah mengerti dalam urusan cinta mereka menggap kita mereka cinta dan lawan
jenis yg ia sukai merespon perasaannya maka mereka harus pacaran. Kaka, adek,
om, tante, apakah ketika kita jatuh cinta kita harus pacaran ?
Di dalam
islam sendiri tidak ada istilah pacaran yang ada itu anda sebgai laki-laki yang
jantan datangi walinya lalu anda mengkhitbah wanita yang anda inginkan untuk
jadi istri anda belahan jiwa anda, separuh nafas anda, separuh jiwa anda, dan
tulang rusuk anda, lalu kalian ta’arufan dengan wanita anda itu tapi ketika
anda dalam proses ta’arufan harus ada orang ketiga atau ketika kalian dalam
proses pengenalan di sekitar anda harus ada orang lain misalnya bapak si cewe.
Nah saat kamu udah ngerasa klik dengan yang anda khitbah lalu anda akan masuk
tahap selanjutnya sebuah pernikahan, sebuah ikatan yang diakui oleh agama dan
dicatat oleh negara ( itu kan fase hidup paling sweet ). Nah semisalnya anda
tidak sreg ketika si wanita mempunyai
prilaku yang tidak baik, mempunyai penyakit menular yang berbahaya yang akan
menggangu terbentuknya tujuaan sebuah pernikahan, anda boleh membatalkan
ta’aruf pembatalan ini tidak mempunyai
konsekuensi, karena saat laki – laki dan wanita saat melakukan proses khitbah
tidak melakukan pebuatan yang merugikan baik untuk pihak wanita maupun pihak
lelaki. Beda hal nya dengan pacaran, ketika sepasang muda – mudi berpacaran
mereka akan menabrak norma – norma agama bahkan paling mengenaskan si wanita
halim di luar nikah ( Na’udzubillah ) tepok jidat dah. Banyak sekali teman –
teman saya terjerumus mengenaskan ketika saya dulu masih SMP pun ada teman –
teman yang halim padahal sebentar lagi
kita akan melakukan ujian nasional dan sebentar lagi kita akan melakukan proses
pergantian warna dari si BIRU menuju ABU-ABU tapi mereka malah harus menanggung
malu akibat perbuatan yang salah itu (di situ kadang saya merasa sedih ),
ketika hal itu sudah terjadi mereka hanya bisa menangis dan menyesali
perbuatannya itu dan selalu berkata kenapa saya dulu begini, kenapa dulu saya
begitu. Kawan memang penyesalan itu datangnya terakhir kalau datangnya di awal
itu namanya pendaftaran.
Saya akui
saya pun pernah merasakan pacaran tapi, sekarang saya sadar bahwa pacaran itu
sangat merugikan apalagi buat si pihak perempuan, dan saya sadar ketika pacaran
itu bukan membuat kita semakin dewasa tapi malah bertindak yang salah dan
sebelum terjerumus lebih dalam jadi mending untuk itu wahai kawan – kawan semua UDAH PUTUSIN
AJA ( udah kaya judul bukunya ustadz FELIX Y SIAUW aja ) . ya walaupun saat-
saat setelah kita putus kita merasakan sedih, hambar, hampa, tapi bukankah di
balik itu semua kita mendapatkan sesuatu hal yg berbeda, sebuah ketengan hati,
hati yang tak lagi tersakiti dan menyakiti.
Jadi apakah
salah jika saya jatuh cinta ? tidak salah itu wajar dan kamu normal, setidaknya
kamu tahu bahwa hati kamu bisa merasa bukan seperti batu. Tapi ketika kamu
belum siap untuk menikahinya lebih baik, kamu simpan rasa suka itu jadikan dia
sebagai motivasi kamu untuk menjadi lebih baik dan jangan lupa minta kepada
pemiliknya agar suatu saat nanti kamu akan di pertemukan dengannya. Dari pada
kita pacaran Lebih baik kita memperbaiki diri menyimpannya dalam hati meskipun
kita hanya bisa merunduk ketika bertemu dengannya, jantung berdegup kencang
ketika mengingatnya, ah rasanya ketika ku jatuh cinta gunung pun kan kudaki dan
lautan pun akan ku seberangi hanya untuk melihat senyum nya ihiwwwww. Kalaupun
di saat moment sabar itu dan pada akhirnya ternyata kita tidak di persatukan
dengan orang yang kita harapkan maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih
baik, kawan itulah hakikat sabar.
So lo mau
milih ta’aruf atau pacaran ?